Senin, 01 Februari 2016

Memory




“Hai, apa kabar? lagi sibuk ga? ”

Dengan agak ragu aku coba beranikan diri untuk menekan tombol send. Mungkin itu cuma kalimat sederhana, tapi bagi seseorang yang sedang jatuh cinta seperti aku, butuh nyali besar untuk berani mengatakannya walaupun sekedar via sosial media.

Sambil menahan debar jatung ku menunggu balasan apa yang akan kudapatkan darinya, aku mencoba mengingat kembali saat pertama kali bertemu dengannya. Gadis itu bernama Nadia Salsabila, nama yang aku ketahui setelah bertanya ke orang lain tentunya. Untuk seorang pemalu seperti ku ini mana berani mengajak kenalan secara langsung. Jangan kan mengajak kenalan, hanya untuk menyapa dan ngobrol biasa aja aku bingung harus mulai dari mana. Gadis yang dari luar tampak biasa saja tapi mempunyai daya tarik yang bisa memikat setiap pria yang melihatnya. Gadis biasa yang bisa membuat semua orang terpaku hanya karena melihat senyumnya. Dia seorang penulis cerita. Dan dari cerita-cerita yang dia buat itlah u yang membuat ku merasakan sesuatu yang berbeda. Perasaan yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Dan hari ini aku ingin mencoba mengutarakan perasaan ku padanya.

bunyi notifikasi dari hp buluk yang sudah menemaniku selama beberapa tahun ini menyadarkan ku dari lamunan ku.
“ Hai juga, Alhamdulillah masih sehat seperti biasa. Ga terlalu sibuk sih, emangnya ada apa? “
“ Kebetulan sekali kamu ga terlalu sibuk. Aku pengen nanya sesuatu sama kamu.“
“ Nanya apa? Tumben-tumbenan. Mau curhat ya?”
“ Haha, aku mau tanya, wajar ga sih jika seorang tiba-tiba jatuh cinta karena suka sama karyanya?”
“ Kalau menurutku sih masih wajar-wajar aja. Rasa suka kan bisa datang dari mana saja”
“ Nah itu sama seperti yang kurasakan setelah membaca cerita yang kau tulis di blog mu itu. Rasa suka dan kagum itu selalu bertambah setiap kali melihatmu meskipun hanya melalui akun sosial media. Apakah ini bisa disebut cinta? “

Entah darimana aku bisa mendapatkan kata-kata itu. Yang jelas kata-kata itu terlintas begitu saja di kepalaku, dan mungkin bagi orang lain yang membacanya akan berfikiran “norak banget sih.”
Setelah menunggu beberapa saat akhirnya kuterima juga balasan darinya.

“ Mungkin itu bisa disebut cinta atau mungkin saja itu hanya rasa kagum biasa. Hanya kamu yang tahu jawabannya.”
“ Jika yang kurasakan itu benar cinta, apakah mungkin kita bisa bersama? “
“ Jujur aku merasa senang jika kamu menyukai cerita yang aku buat. Tapi untuk bersama aku rasa belum bisa melakukannya. Untuk sekarang ini, Aku masih punya urusan dengan masa lalu yang belum terselesaikan”
“ Jika urusan mu dengan masa lalu sudah tuntas, akankah kita bisa melangkah ke depan dengan beriringan? “

Tak terasa waktu terus berlalu, tak kudapatkan balasan apapun darimu. Jangankan balasan, keberadaanmu pun mulai sulit ditemukan. Seolah-olah hilang bersama semua harapan yang terabaikan. Hingga akhirnya aku menyadari satu hal bahwa yang paling menyakitkan bukan saat cinta kita ditolak oleh orang yang kita suka, akan tetapi saat orang yang selama ini bisa membuat hari-hari kita lebih berwarna tiba-tiba menghilang dan menjauh pergi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar