Dengan
agak ragu aku coba beranikan diri untuk menekan tombol send. Mungkin
itu cuma kalimat sederhana, tapi bagi seseorang yang sedang jatuh cinta
seperti aku, butuh nyali besar untuk berani mengatakannya walaupun
sekedar via sosial media.
Sambil
menahan debar jatung ku menunggu balasan apa yang akan kudapatkan
darinya, aku mencoba mengingat kembali saat pertama kali bertemu
dengannya. Gadis itu bernama Nadia Salsabila,
nama yang aku ketahui setelah bertanya ke orang lain tentunya. Untuk
seorang pemalu seperti ku ini mana berani mengajak kenalan secara
langsung. Jangan kan mengajak kenalan, hanya untuk menyapa dan ngobrol
biasa aja aku bingung harus mulai dari mana. Gadis yang dari luar tampak
biasa saja tapi mempunyai daya tarik yang bisa memikat setiap pria yang
melihatnya. Gadis biasa yang bisa membuat semua orang terpaku hanya
karena melihat senyumnya. Dia seorang penulis cerita. Dan dari
cerita-cerita yang dia buat itlah u yang membuat ku merasakan sesuatu
yang berbeda. Perasaan yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Dan
hari ini aku ingin mencoba mengutarakan perasaan ku padanya.
bunyi notifikasi dari hp buluk yang sudah menemaniku selama beberapa tahun ini menyadarkan ku dari lamunan ku.
“ Hai juga, Alhamdulillah masih sehat seperti biasa. Ga terlalu sibuk sih, emangnya ada apa? “
“ Kebetulan sekali kamu ga terlalu sibuk. Aku pengen nanya sesuatu sama kamu.“
“ Nanya apa? Tumben-tumbenan. Mau curhat ya?”
“ Haha, aku mau tanya, wajar ga sih jika seorang tiba-tiba jatuh cinta karena suka sama karyanya?”
“ Kalau menurutku sih masih wajar-wajar aja. Rasa suka kan bisa datang dari mana saja”
“
Nah itu sama seperti yang kurasakan setelah membaca cerita yang kau
tulis di blog mu itu. Rasa suka dan kagum itu selalu bertambah setiap
kali melihatmu meskipun hanya melalui akun sosial media. Apakah ini bisa
disebut cinta? “
Entah
darimana aku bisa mendapatkan kata-kata itu. Yang jelas kata-kata itu
terlintas begitu saja di kepalaku, dan mungkin bagi orang lain yang
membacanya akan berfikiran “norak banget sih.”
Setelah menunggu beberapa saat akhirnya kuterima juga balasan darinya.
“ Mungkin itu bisa disebut cinta atau mungkin saja itu hanya rasa kagum biasa. Hanya kamu yang tahu jawabannya.”
“ Jika yang kurasakan itu benar cinta, apakah mungkin kita bisa bersama? “
“
Jujur aku merasa senang jika kamu menyukai cerita yang aku buat. Tapi
untuk bersama aku rasa belum bisa melakukannya. Untuk sekarang ini, Aku
masih punya urusan dengan masa lalu yang belum terselesaikan”
“ Jika urusan mu dengan masa lalu sudah tuntas, akankah kita bisa melangkah ke depan dengan beriringan? “
Tak terasa waktu
terus berlalu, tak kudapatkan balasan apapun darimu. Jangankan balasan,
keberadaanmu pun mulai sulit ditemukan. Seolah-olah hilang bersama
semua harapan yang terabaikan. Hingga akhirnya aku menyadari satu hal
bahwa yang paling menyakitkan bukan saat cinta kita ditolak oleh orang
yang kita suka, akan tetapi saat orang yang selama ini bisa membuat
hari-hari kita lebih berwarna tiba-tiba menghilang dan menjauh pergi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar