Minggu, 05 Februari 2012

Penting ga sih makalah untuk mahasiswa?


“ Makalah itu penting ga sih untuk mahasiswa khususnya TI? “
Pertanyaan itu yang belakangan ini terlintas di pikiran saya.Untuk memuaskan rasa ingin tahu saya, akhirnya saya mencoba bertanya ke beberapa teman dan dosen pembimbing.Kebanyakan pada bingung kenapa saya bertanya seperti itu.Jawaban yang saya dapat bermacam-macam ada yang setuju ada pula yang tidak.

Berikut ini beberapa jawaban yang saya dapatkan :
1.      “Makalahnya tidak penting, yang penting isinya”
2.      “Makalah ga penting, yang penting kualitas mahasiswanya”
3.      “Ga penting,soalnya ga nyambung ma jurusan”
4.      ”Ga penting,soalnya TI yang penting skill bukan makalahnya”
5.      “Penting,alasanya itu adalah bukti (laporan) kalau kita pernah belajar mata kuliah itu”
6.      “penting,alasanya biar mahasiswa mau berfikir,kalau tidak ada makalah paling kuliah Cuma santai-santai saja.”
7.      “Penting,soalnya untuk belajar kita nanti waktu ujian skripsi.Karena skripsi lebih mendetail dari pada makalah dan perlu belajar dari hal sekecil makalah”
8.      “Penting,Agar mahasiswa bisa lebih aktif.”
Kalau dari saya sendiri saya kurang setuju, alasanya akan saya jelaskan di bawah.
Alasan saya kurang setuju pembuatan makalah untuk tugas akhir adalah sebagai berikut:
1.      Makalah kurang ramah lingkungan
      Kenapa saya bisa berkata seperti itu,karena dalam pembuatan makalah dibutuhkan kertas yang tidak sedikit.  Setiap lembaran kertas dihasilkan dari sebatang pohon.Kertas dari bahan kayu keras dibuat dari batang pohon Jati,Ek,Damar,Maple dll.Kertas dari bahan kayu lunak dibuat dari batang pohon pinus. Kertas dari pohon keras lebih lembut dan enak dipakai menulis,tetapi sayang kertas kayu keras tidak sekuat dari pohon berkayu lunak.
      Berapa lembaran kertas yang dihasilkan dari sebatang pohon?
Mari kita perkirakan dengan hitungan berikut ini:
Ada sebuah lahan yang ditanam pepohonan berkayu keras.Lebarnya 8 kaki, panjangnya 4 kaki, dan tingginya 4 kaki. 3 kaki kira kira sama dengan 1 meter.
      Apa saja yang dihasilkan oleh lahan ini?
Ternyata pohon-pohon itu bisa menghasilkan 1000-2000 pon kertas,atau ½-ton kertas, atau 942.100 halaman buku, atau 4.384.000 perangko, atau 2700 eksemplar Koran. Jadi berapa banyak jumlah pohon yang harus di tebang untuk menghasilkan kertas di seluruh dunia?Silahkan anda menghitung sendiri. Bisa dibayangkan, kalau manusia tidak menanam pohon kembali, maka hutan-hutan akan gundul dan gersang. Jadi, apa masih tega memboroskan kertas?
      Menghemat kertas, berarti menghemat : POHON, MINYAK, ENERGI LISTRIK DAN AIR. Kalau kita menghemat 1 ton kertas, berarti kita juga menghemat 13 batang pohon besar, 400 liter minyak, 4100 Kwh listrik dan 31.780 liter air. Memang setiap orang tidak bisa menghemat kertas sebanyak 1 ton.Tetapi kalau setiap orang melakukan penghematan minimal 1 lembar kertas perhari, pasti di seluruh dunia berton-ton kertas yang dihemat bukan?

2.      Kurang informatif dan terkesam menyia-nyia kan ide / hasil pemikiran.
      Ini dari pendapat saya sendiri.untuk membuat sebuah makalah tidak cukup hanya dengan menulis asal-asal an. Kita juga harus menyesuaikan isi dengan tema / materi yang kita pilih. Dan untuk itu kita harus mengumpulkan data-data yang valid entah dari buku,internet atau dari pemikiran kita sendiri. Nah oleh karena itu apa tidak sia-sia jika hasil jerih payah dari pemikiran kita hanya berakhir tukang loak? Ya memang ada sih yang Cuma copas dari temen atau dari internet, tapi tidak sedikit juga yang menghabiskan waktunya untuk memikirkan isi dari makalah tersebut. Dan yang lebih disayangkan lagi adalah, siapa saja yang tahu isi makalah yang kita buat ?
Yang tahu isi makalah yang kita buat adalah kita sendiri, Dosen (kalau sempat baca), dan TUHAN.Maka dari itu saya bilang makalah kurang informatif dan menyia-nyiakan ide / hasil pemikiran.1 penulis dan seribu pembaca lebih baik daripada 1000 penulis tapi yang baca Cuma 1 orang.
                       
3.      Kurang efektif
      Sebelumnya saya ingin mengingatkan sekali lagi pendapat saya ini diambil dari sudut pandang prodi TI bukan prodi sastra atau yang lainya.Kenapa kurang efektif?
Karena untuk tugas akhir daripada di suruh bikin makalah untuk laporan praktikum kenapa kita tidak disuruh menunjukan hasil praktikum saja?Jadi mahasiswa bisa mempertanggung jawabkan apa yang sudah dipelajarinya 1 semester ini, bukan malah sibuk ngetik makalah. Jika dilihat-lihat, ini malah melenceng dari apa yang kita pelajari di lab praktikum. Di lab praktikum kita di ajari membuat program tapi untuk tugas akhir malah disuruh untuk bikin daftar isi, pendahuluan, dll. Malah bukan seperti prodi TI lagi,tapi lebih mirip kelas bahasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar