“ Makalah itu penting ga sih untuk mahasiswa khususnya
TI? “
Pertanyaan itu yang belakangan ini terlintas di
pikiran saya.Untuk memuaskan rasa ingin tahu saya, akhirnya saya mencoba
bertanya ke beberapa teman dan dosen pembimbing.Kebanyakan pada bingung kenapa
saya bertanya seperti itu.Jawaban yang saya dapat bermacam-macam ada yang
setuju ada pula yang tidak.
Berikut ini beberapa jawaban yang saya dapatkan :
1.
“Makalahnya
tidak penting, yang penting isinya”
2.
“Makalah ga
penting, yang penting kualitas mahasiswanya”
3.
“Ga penting,soalnya
ga nyambung ma jurusan”
4.
”Ga
penting,soalnya TI yang penting skill bukan makalahnya”
5.
“Penting,alasanya
itu adalah bukti (laporan) kalau kita pernah belajar mata kuliah itu”
6.
“penting,alasanya
biar mahasiswa mau berfikir,kalau tidak ada makalah paling kuliah Cuma
santai-santai saja.”
7.
“Penting,soalnya
untuk belajar kita nanti waktu ujian skripsi.Karena skripsi lebih mendetail
dari pada makalah dan perlu belajar dari hal sekecil makalah”
8.
“Penting,Agar
mahasiswa bisa lebih aktif.”
Kalau dari saya
sendiri saya kurang setuju, alasanya akan saya jelaskan di bawah.
Alasan saya
kurang setuju pembuatan makalah untuk tugas akhir adalah sebagai berikut:
1. Makalah kurang ramah lingkungan
Kenapa saya
bisa berkata seperti itu,karena dalam pembuatan makalah dibutuhkan kertas yang
tidak sedikit. Setiap lembaran kertas
dihasilkan dari sebatang pohon.Kertas dari bahan kayu keras dibuat dari batang
pohon Jati,Ek,Damar,Maple dll.Kertas dari bahan kayu lunak dibuat dari batang
pohon pinus. Kertas dari pohon keras lebih lembut dan enak dipakai menulis,tetapi
sayang kertas kayu keras tidak sekuat dari pohon berkayu lunak.
Berapa
lembaran kertas yang dihasilkan dari sebatang pohon?
Mari kita perkirakan dengan hitungan berikut ini:
Ada sebuah lahan yang ditanam pepohonan berkayu
keras.Lebarnya 8 kaki, panjangnya 4 kaki, dan tingginya 4 kaki. 3 kaki kira
kira sama dengan 1 meter.
Apa saja
yang dihasilkan oleh lahan ini?
Ternyata pohon-pohon itu bisa menghasilkan 1000-2000
pon kertas,atau ½-ton kertas, atau 942.100 halaman buku, atau 4.384.000
perangko, atau 2700 eksemplar Koran. Jadi berapa banyak jumlah pohon yang harus
di tebang untuk menghasilkan kertas di seluruh dunia?Silahkan anda menghitung
sendiri. Bisa dibayangkan, kalau manusia tidak menanam pohon kembali, maka
hutan-hutan akan gundul dan gersang. Jadi, apa masih tega memboroskan kertas?
Menghemat
kertas, berarti menghemat : POHON, MINYAK, ENERGI LISTRIK DAN AIR. Kalau kita
menghemat 1 ton kertas, berarti kita juga menghemat 13 batang pohon besar, 400
liter minyak, 4100 Kwh listrik dan 31.780 liter air. Memang setiap orang tidak
bisa menghemat kertas sebanyak 1 ton.Tetapi kalau setiap orang melakukan
penghematan minimal 1 lembar kertas perhari, pasti di seluruh dunia berton-ton
kertas yang dihemat bukan?
2. Kurang informatif dan terkesam menyia-nyia kan ide /
hasil pemikiran.
Ini dari
pendapat saya sendiri.untuk membuat sebuah makalah tidak cukup hanya dengan
menulis asal-asal an. Kita juga harus menyesuaikan isi dengan tema / materi
yang kita pilih. Dan untuk itu kita harus mengumpulkan data-data yang valid
entah dari buku,internet atau dari pemikiran kita sendiri. Nah oleh karena itu
apa tidak sia-sia jika hasil jerih payah dari pemikiran kita hanya berakhir
tukang loak? Ya memang ada sih yang Cuma copas dari temen atau dari internet,
tapi tidak sedikit juga yang menghabiskan waktunya untuk memikirkan isi dari
makalah tersebut. Dan yang lebih disayangkan lagi adalah, siapa saja yang tahu
isi makalah yang kita buat ?
Yang tahu isi makalah yang kita buat adalah kita
sendiri, Dosen (kalau sempat baca), dan TUHAN.Maka dari itu saya bilang makalah
kurang informatif dan menyia-nyiakan ide / hasil pemikiran.1 penulis dan seribu
pembaca lebih baik daripada 1000 penulis tapi yang baca Cuma 1 orang.
3. Kurang efektif
Sebelumnya
saya ingin mengingatkan sekali lagi pendapat saya ini diambil dari sudut
pandang prodi TI bukan prodi sastra atau yang lainya.Kenapa kurang efektif?
Karena untuk tugas akhir daripada di suruh bikin
makalah untuk laporan praktikum kenapa kita tidak disuruh menunjukan hasil
praktikum saja?Jadi mahasiswa bisa mempertanggung jawabkan apa yang sudah
dipelajarinya 1 semester ini, bukan malah sibuk ngetik makalah. Jika dilihat-lihat,
ini malah melenceng dari apa yang kita pelajari di lab praktikum. Di lab
praktikum kita di ajari membuat program tapi untuk tugas akhir malah disuruh
untuk bikin daftar isi, pendahuluan, dll. Malah bukan seperti prodi TI
lagi,tapi lebih mirip kelas bahasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar