Senin, 04 Juni 2012

Surat untuk kakek


                 Pagi kek, bagaimana kabarmu disana? semoga baik-baik saja. Semalam aku mimpiin kakek. Di dalam mimpiku, aku minta kakek bikin mainan dari kayu untuk tugas sekolah ku. Dengan senyum di wajah mu yang sudah terlihat keriput, kakek bersedia menuruti permintaan ku itu. Di situ kakek masih terlihat sehat, masih semangat nurutin permintaan cucu mu ini.  Meskipun bukan cucu kandung mu, kakek masih saja mau menuruti permintaan ku yang aneh-aneh ini. 

Bagai bunga harum nafasmu yang kurasa
  Santun warna yang beri kesejukan
  Hilangkan rasa gelap “

                Aku ingat semua yang sudah kakek lakukan buat aku. waktu aku kecil kakek yang mandiin aku, masakin air panas buat aku mandi biar aku tidak kedinginan. bikin mainan dari pelepah pisang untuk teman ku bermain.Aku ingat itu semua kek. Kek maafin aku, lebaran kemarin aku tidak mampir ke rumah kakek, padahal banyak waktu luang tapi aku tidak nyempatkan waktu untuk bertemu kakek. Andai saja aku tahu kalau itu akan menjadi saat-saat terakhir bisa melihat senyum kakek, Pasti aku akan menghabiskan waktu luang ku untuk bisa bersamamu kek. Tapi sayang waktu sudah berlalu, yang ada cuma penyesalan yang selalu datang belakangan.
Kek aku kangen. Semoga disana ada internet biar kakek bisa baca tulisan ku ini :') .

Bagai sirna semua kata yang tak terungkap
  Segala rasa yang tak pernah bicara
  Tak pernah tak terucap. “

                Eh iya satu lagi, maaf ya kalau tulisan ku ini jelek tidak seperti surat-surat yang lain, yang kata-kata nya bagus, yang bisa bikin pembacanya nangis. Atau mungkin kakek malah tertawa pas baca tulisan ku ini. Maklum lah kek surat ini ditulis dalam kondisi belum sarapan, jadi ya kata-katanya ndak karu-karuan. Ini aja bingung mau nulis kata-kata penutup yang pas.Tapi yo wes lah pokonya gitu aja. semoga kakek baik-baik aja disana. semangat
 kek (҂'́)9

Di adaptasi dari lagu peterpan satu hati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar